Buatku, tak perlu terburu-buru membaca buku. Baca, imajinasi, dan nikmati.
Kata pepatah, buku adalah jendela dunia. Menurutku itu benar. Dari membaca buku, kita bisa tahu ada apa di belahan dunia lain, atau bahkan di galaksi lain. Selain itu juga bisa mengetahui opini seseorang sehingga bisa mencoba memahami jalan pikirannya. Kita juga bisa berimajinasi atas gambaran seseorang, hingga kadang berpikir, kok bisa yaa dia berimajinasi seperti itu. Yap, sesuatu yang kadang tidak terpikirkan olehku! Kalau kata slogannya Dunia Fantasi, beyond imagination 😀
Faktanya, aku lebih menyukai buku ber-genre fiksi. Terlebih lagi buku tentang kriminal dan misteri. Walaupun seringkali aku membaca drama atau genre lainnya juga. Lalu buku apa saja yang jadi favoritku?
1. Sherlock Holmes – Sir Arthur Conan Doyle
Aku memang sangat suka sekali sesuatu yang berbau kriminal, terutama fiksi. Bukan berarti aku suka kejahatan yaa.
Dan siapa yang tak tahu Sherlock Holmes? Rasanya aku tak bosan dengan cerita Sherlock Holmes. Pun termasuk dengan novelnya. Sebagai tambahan koleksi, aku membeli dua seri buku Sherlock Holmes. Buku asli karangan Sir Arthur Conan Doyle, bukan cerita dari penggemar. Walupun bukunya ampun tebalnya, aku enjoy saja membacanya.
2. A Brief History of Time – Stephen Hawking
Pernah nonton film Insterstellar? Konon si ayah terjebak dalam dimensi waktu lain sehingga hanya bisa berkomunikasi dengan anaknya dari balik rak buku. Sulit dibayangkan memang, harus ditonton.
Nah seperti judulnya, buku karangan Stephen Hawking ini pun membahas tentang waktu. Ini bukan fiksi, melainkan sebuah buku sains tentang teori kosmologi.
Konon kata beliau, sebuah bintang terdekat dari bumi jaraknya adalah 8 juta tahun cahaya. Jadi kalau kita melihat bintang di langit, sebenarnya kita sedang melihat masa lalu, karena cahaya yang sampai di mata kita adalah cahaya yang dipancarkan oleh sang bintang dari 8 juta tahun yang lalu. Bisa jadi sebenarnya bintang terebut sudah mati saat kita melihatnya.
Teori tentang big bang, black holes, keruntuhan sebuah bintang, dan teori-teori kosmologi lainnya dibahas dalam buku ini.
Sejak dulu aku memang senang sesuatu seperti itu. Seperti di luar nalar. Kalau dipikir secara runut kejadiannya, sepertinya masuk di akal. Namun secara logika, kok janggal yaa, tidak masuk di akal. Ada konflik yang membuatku berpikir, ini nyata nggak sih? Apa benar seperti itu?
3. Totto Chan – Tetsuko Kuroyanagi

Buku autobiografi yang ditulis oleh Tetsuko Kuroyanagi, bercerita tentang kehidupan seorang gadis bernama Totto-chan yang bersekolah di sekolah gerbong kereta.
Konon Totto-chan adalah seorang gadis yang sangat aktif sekali, sehingga sulit diterima di sekolah biasa. Mulailah ia bersekolah di sebuah sekolah yang ruang kelasnya adalah sebuah gerbong kereta! Di sekolah ini Totto-chan lebih bisa mengekspresikan dirinya sendiri.
Ceritanya menarik, hangat, lucu, ada sedih dan harunya juga. Ahh pokoknya lengkap, membuat emosi nano-nano. Salah satu buku slice of life terbaik yang pernah kubaca.
4. Rindu – Tere Liye
Dari dalam negeri, ada Rindu oleh Tere Liye. Dari sekian banyak buku karangan Tere Liye yang pernah kubaca, buatku Rindu adalah yang terbaik.
Mengusung cerita tentang keberangkatan haji menggunakan kapal uap pada tahun 1938. Banyak tokoh yang dipertemukan di kapal ini. Dan setiap tokoh yang diangkat memiliki cerita unik dan menariknya masing-masing. Buku yang sarat akan cinta dan perjuangan.
Selain cerita, yang membuat buku ini menarik adalah latarnya. Unik bukan? Berlatar melayu, seperti kebanyakan novel Tere Liye lainnya, dengan tema berangkat haji saat situasi sedang panas menjelang perang dunia 2. Ceritanya haru, di beberapa bagian bahkan aku tak sanggup menahan air mata.
5. Eragon – Christopher Paolini

Aku ingat membaca buku ini saat SMP, dan berhasil menamatkannya dalam waktu 7 hari. Saat itu aku merasa cukup bangga, berhasil membaca buku dengan halaman tebal untuk pertama kalinya 😀
Aku suka cerita Eragon di novelnya, walaupun sedikit kecewa saat menonton filmnya, tak sesuai ekspektasi. Atau mungkin memang aku yang berekspektasi terlalu tinggi.
Eragon, seorang bocah petani yang ditakdirkan untuk menjadi seorang penunggang naga. Seperti kebanyakan cerita fantasi lainnya, Eragon pun menemui banyak emosi dan masalah untuk menjadi seorang penunggang naga.
Tetralogi ini terdiri dari 4 buah buku yang berjudul Eragon, Eldest, Brisingr, dan Inheritance. Kusarankan membaca bukunya dibanding menonton filmnya.
6. The Black Cat – Edgar Allan Poe
Saat pertama kali membaca sinopsisnya, aku langsung penasaran dan membeli novel ini.
Konon cerita-cerita Edgar Allan Poe adalah salah satu sumber inspirasi bagi penulis novel kriminal misteri ternama yang tak lain dan tak bukan adalah Sir Arthur Conan Doyle dan Agatha Christie. Jadi penasaran kan seperti apa ceritanya?
Setelah membacanya, baru aku bisa paham. Seperti sebuah cerita tentang kasus pembunuhan di ruang tertutup, yang ternyata tidak dilakukan oleh manusia, namun oleh sesosok binatang besar yang ‘tak sengaja’ melakukannya. Penggambarannya begitu jelas, sadis. Membacanya saja membuatku merinding. Aku jadi teringat dalam buku Sherlock Holmes karya Sir Arthur Conan Doyle pun ada cerita dengan alur seperti itu. Tak persis sama. Hanya serupa tapi tak sama. Perbedaannya, penggambaran Sir Arthur Conan Doyle tak segamblang dan sesadis penggambaran Edgar Allan Poe.
Itulah 6 buku favoritku. Sebenarnya challenge #BPNRamadan2021 hari ke-10 ini mengusung tema top 5 buku favorit. Tapi aku tak sanggup mengelimimasi 1 buku dari daftarku. Korupsi lagi deh jadi 6 buku. Apa buku favoritmu? Ada rekomendasi?

