Menurutku jenuh adalah tanda, bahwa tubuh dan pikiran perlu dijeda.
Namanya juga manusia, jenuh pasti ada.
Lantas apa yang kulakukan saat sudah terlanjur jenuh? Buatku sederhana saja. Cukup menarik diri sejenak.
Menurutku, jenuh adalah tanda. Sebuah sinyal bahwa tubuh dan pikiran kita sudah lelah. Lelah dengan apa yang kita lakukan, lelah dengan rutinitas. Jadi saat jenuh, cukup keluar dari apa yang sedang dilakukan. Tak perlu lama-lama, sekejap saja. Yaa, yang diperlukan memang hanya sebuah pengalihan.
Dalam pekerjaanku, sering ada satu titik dimana aku kesulitan memecahkan suatu masalah. For your info, aku bekerja sebagai software developer yang notabene setiap harinya berkutat dengan algoritma dan logika. Tentu saja, aku dituntut untuk terus fokus dalam ‘bermain’ logika. Namun yaa namanya pikiran, kalau tak digunakan menjadi usang, kalau terus digunakan menjadi pasang. Ketika error program yang kubuat tak kunjung kutemui akarnya, atau ketika hasil yang kukerjakan tak sesuai yang diharap, itu tandanya aku butuh rehat.
Kalau sudah seperti itu, kutinggalkan laptop sejenak. Kalau belum salat aku akan salat. Lucunya, terkadang ketika salat malah suka terpikirkan bagaimana pemecahan masalah program yang sedang kukerjakan. ‘Oh, nanti coba dibeginikan’ atau ‘oh kayaknya pakai cara yang itu bisa’. Inspirasi memang kadang datang tanpa diduga.
Bagaimana kalau sudah salat? Biasanya aku keluar sejenak. Hanya sekedar berjalan-jalan ke supermarket dekat kantor misal, atau hanya sekedar jajan cilok depan kantor.
Ketika kembali ke depan laptop, pikiranku sudah segar dan siap menantang lagi masalah-masalah yang sebelumnya tak terpecahkan.
Pun dalam hidup. Kalau dirasa sudah tak sanggup, sudah jenuh, tak ada semangat. Itu tandanya aku harus mengalihkan keseharianku. Dan yaa buatku, salah satu caranya adalah sesuai hobiku, traveling.
Jangan berpikir traveling itu harus pergi jauh, lama, dan butuh banyak biaya. Tidak melulu seperti itu. Hanya sekedar pergi ke cafe, atau ke toko buku, atau ke alun-alun, atau bahkan hanya momotoran saja keliling kota dengan suami tercinta. Ehem. Itu sudah cukup. Kalau lagi punya waktu dan biaya, tidak ada salahnya traveling naik tingkat. Staycation di hotel mungkin, atau pergi ke tempat wisata, dan lain sebagainya. Itung-itung apresiasi diri.
Percaya deh, saat kembali, hati terisi. Dan saat hati sudah terisi, biasanya inspirasi akan datang, dengan sendirinya. Trust me, it works!