Doaku untukmu, semoga rencanamu terealisasi, dan harapanmu terkabul. Semangat!
Aku adalah tipikal orang yang non-visioner. Jadi kalau ditanya soal rencana setahun, dua tahun, hingga lima tahun ke depan, sebenarnya bingung juga jawabnya. Jalani saja setiap harinya dengan maksimal. Kurang lebih seperti itu aku menjalani setiap hari-hariku. Namun lain cerita jika ditanya soal harapan. Tentu aku punya harapan, baik itu jangka pendek maupun jangka panjang.
Pertanyaannya, apa bedanya rencana dan harapan? Bukankah sesuatu yang kita rencanakan untuk dilakukan di masa depan pun hanyalah sebuah pengharapan? Kalau iya, biarkan aku menjabarkan apa keinginanku di masa yang akan datang.
Sepuluh atau lima belas tahun ke depan, aku ingin sudah pensiun. Ya, aku ingin pensiun dini di usia 40 atau 45 tahun. Dalam artian, aku sudah tak ingin memusingkan masalah biaya hidup di usia segitu. Aku ingin fokus menikmati dunia, menikmati Indonesia. Traveling bersama suami dan anak-anakku kelak. Di usia yang belum senja hingga masih memiliki tenaga. Ahh indahnya, semoga terkabul.
Untuk mewujudkannya, tentu aku harus melek keuangan. Yap, lebih fokus lagi terhadap perencanaan keuangan. Fokus mencari pundi-pundi tambahan, menabung, dan bebas dari segala macam jenis hutang atau cicilan. Ini terkait dengan rencana dan harapanku lima tahun ke depan. Lima tahun ke depan aku ingin sudah memiliki bisnis sendiri. Rencana bisnis seperti apa, aku sudah memikirkannya bersama suami, walaupun masih dikaji lebih dalam. Masih dipelajari dan dicari tahu. Jika diizinkan oleh-Nya, aku ingin memulai bisnisku di tahun ini. Bismillah.
Di samping itu, aku punya harapan lain juga. Namun harapan ini adalah sesuatu yang benar-benar tak bisa dipaksa, karena 100% adalah kehendak-Nya. Lima tahun ke depan, aku ingin sudah memiliki minimal dua orang anak 🙂
Gimana? Apakah keinginanku termasuk rencana atau harapan? Beda tipis yaa. Namun apapun itu namanya, semoga terkabul. Pun buatmu, semoga rencanamu terealisasi, dan harapanmu terkabul. Semangat!
WHILE TRUE TRAVELING 