Naik Pesawat, Kenapa Harus Check-In Online?

Based on true experience…


Entah kenapa, aku selalu antusias tiap kali akan naik pesawat. Padahal menegangkan, terutama saat-saat critical eleven. Saat tiga menit pertama dan delapan menit terakhir penerbangan. Saat take off dan landing. Apalagi saat di udara yang secara nalar, jika terjadi sesuatu ya sudah. Rasanya tak ada yang bisa dilakukan lagi, hanya ada aku dan Dia. Tapi gimana yaa, naik pesawat ini tegang tapi ngangenin hehe.

Ini adalah kisahku, tentang pengalaman terbang paling bikin nyesek, capek fisik, energi habis, uang pun habis. Nyesek-nya itu bikin kesel, bikin gereget.

Bulan Maret 2019, aku diberi tugas dari kantor untuk site visit ke Lampung. Saat itu ada pekerjaan yang memang tidak bisa dikerjakan secara remote, harus datang langsung ke site. Dipesankanlah aku sebuah tiket penerbangan dari Bandung menuju Lampung.

“Jam 11 okee Sas?”, tanya rekan kantorku yang hendak memesankan tiket untukku. “Siap Mas”, jawabku.

Bersiaplah aku di hari keberangkatan. Salahku juga aku santai dalam mempersiapkan keberangkatanku. Mungkin karena aku berpikiran, ahh bandaranya deket, santai aja. Akupun berangkat dengan waktu yang cukup mepet. Perjalanan normal dari rumahku ke bandara paling cuma setengah jam.

Aku berangkat ke bandara diantar oleh ayah dan ibuku. Sialnya aku, jalan yang biasa kami lewati kalau mau ke bandara ditutup. Katanya baru akan dibuka siang hari. Kalau motor sih bisa lewat. Kami pun putar balik mencari jalan lain. Aku mulai panik karena waktu kok rasanya cepat sekali berlalu yaa. Akupun memutuskan untuk memesan ojek online saja supaya bisa lebih cepat. Maklum, motor kan bisa lebih sat sit set selap selip. Sambil menunggu ojek online datang, aku mencoba check-in secara online lewat HP-ku. Namun sayang, check-in online sudah ditutup.

Semakin panik, aku meminta driver ojek online yang kutumpangi untuk mempercepat laju kendaraannya. Akhirnya tibalah aku di bandara, dua puluh menit sebelum keberangkatan. Yaa, sepuluh menit setelah waktu check-in di counter ditutup. Akupun menghampiri petugas check-in dan memohon agar bisa dinaikkan ke pesawat. Petugas berusaha membantuku, dengan sigap langsung menelepon dan bertanya entah kepada siapa. Tidak bisa katanya, manifes sudah ditandatangani pilot. Aku terus memohon tapi hasilnya nihil. Ya sudah, akhirnya tiketku lapur, hangus. Aku ketinggalan pesawat. Andai sudah check-in online hari sebelumnya, mungkin aku masih bisa naik pesawat itu.

Yang membuatku lebih panik lagi, ini tugas dari kantor, bukan keperluan santai. Hotel juga sudah dipesankan. Beruntung pekerjaanku memang harus dilakukan malam hari. Aku tak boleh bingung, harus berpikir cepat. Segera aku mendatangi bagian penjualan tiket di bagian depan bandara. Namun sayang, tak ada penerbangan ke Lampung lagi di hari itu.

Traveloka menjadi jurus ninjaku. Ada penerbangan ke Lampung di hari itu, tapi dari Jakarta! Sekarang yang harus kupikirkan adalah bagaimana caraku ke Jakarta saat itu. Waktu sudah menunjukkan pukul setengah dua belas siang, dan pesawat dari Jakarta take off sekitar pukul 5 sore. Keburu gak yaa?, batinku. Sebelum pesan tiket pesawat, aku memastikan ketersediaan travel terlebih dahulu. Ada kosong satu kursi keberangkatan pukul 1 siang. Langsung saja kupesan lagi ojek online menuju pool travel. Beruntungnya aku, seorang penumpang di keberangkatan pukul 12 tidak datang, jadi aku menggantikannya. Aku kebagian kursi untuk berangkat ke bandara sekitar pukul 12.30 siang. Aku sedikit bisa bernapas lega. Walaupun sebenarnya masih deg-degan, keburu gak yaa sampai bandara? Macet gak yaa? Tau kan payahnya perjalanan Bandung-Jakarta kalau macet bagaimana? Tapi ya sudah mau bagaimana lagi. Aku coba berpikiran positif saja, supaya tidak panik. Semoga keburu.


Singkat cerita, aku sampai di Bandara Soekarno-Hatta sekitar pukul 4 sore, dan langsung melakukan check-in di counter. Alhamdulillah keburu, perjuanganku terbayar. Walaupun sebenarnya akarnya adalah kesalahanku sendiri yang terlalu santai bersiap.

Waktu, energi, dan uangku terkuras. Tiket pesawat tentu tak bisa di reimburse, karena itu kesalahanku. Malu juga rasanya mau minta reimburse, jadi kupakai uang pribadi.

Dari pengalaman itu aku belajar, kemanapun tujuan penerbangannya, domestik atau internasional, jauh atau dekat, apapun maskapainya, check-in online dulu sebelum berangkat! Sebagai antisipasi juga kalau-kalau di hari penerbangan, ada sesuatu yang menghambat perjalanan kita menuju bandara kan. Untuk perjalanan internasional aku selalu check-in online terlebih dahulu paling lambat sehari sebelum keberangkatan. Namun karena ini penerbangan domestik dan jarak dekat, aku meyepelekannya. Salahku.

Keuntungan lain check-in online sebelum hari keberangkatan adalah kita bisa pilih tempat duduk sendiri. Apalagi kalau kita bepergian bersama pasangan, teman, atau keluarga. Nggak mau kan duduknya terpisah-pisah?

Satu hal lagi yang kupelajari, kemanapun perginya, jangan anggap enteng. Jangan santai bersiap 🙂

Published by dwitunggadewi

Software developer, blogger, travel enthusiast

Leave a comment