Sejujurnya, dahulu aku seringkali menganggap remeh Soreang. “Memang Soreang punya apa?”, pikirku. Selain gelar sebagai ibu kota Kabupaten Bandung, rasanya tak ada lagi yang bisa dibanggakan. Namun ternyata, semakin dijelajahi lebih dalam, banyak juga destinasi yang mengundang hasrat untuk disambangi. Salah satunya adalah Victory Water Park.
Hari itu hari Senin, tanggal 1 Agustus 2022. Tinggal seminggu lagi cuti melahirkanku habis. Rasanya sayang kalau tak kemana-mana. Seperti tahu bulat yang dadakan, tanpa rencana apapun, aku dan keluargaku pergi mengunjungi Victory Water Park. Seperti namanya, water park atau biasa juga disebut water boom, adalah taman rekreasi air, yang tentu saja ada air sejauh mata memandang.
What’s Inside?
Ada apa saja di dalam? Pertama dan yang paling utama, tentu saja kolam renang. Menurutku kolamnya cukup banyak, mulai dari kolam kecil dengan air dangkal yang bisa dinikmati oleh balita, hingga kolam cukup dalam untuk orang dewasa.

Berbagai jenis seluncuran air, ember tumpah, payung air, dan lain sebagainya menghiasi kolam anak-anak. Sedangkan kolam dewasa, dilengkapi dengan seluncuran yang lebih menantang. Ada seluncuran lurus yang cukup tinggi, juga seluncuran berliku yang wajib dinaiki menggunakan ban sewaan. Kolam dewasa memiliki kedalaman yang bervariasi, mulai dari 1 meter hingga 1,6 meter.

Melengkapi keseruan bermain air, kolam ombak pun tersedia di sana. Namun untuk hari kerja, ombak tak sering dinyalakan, tergantung jumlah pengunjung. Berhubung kami datang di hari Senin, ombak hanya dinyalakan sekali selama kami berada di sana dari pukul 11 siang hingga pukul 4 sore. Kolam arus pun tersedia, namun tampaknya arusnya pun tak dinyalakan di hari kerja. Tapi tak apa, kolamnya saja sudah cukup menarik dengan lanskap yang dibuat menyerupai pantai.
Kolam busa juga tersedia untuk anak-anak. Nampaknya kolam busa ini adalah kolam yang diberi sabun hingga akan berbusa ketika air terobok-obok. Namun karena kolam sepi ketika kami datang, kolamnya pun tak begitu berbusa.

Bosan bermain air, pengunjung bisa berkeliling di area kolam sembari berswafoto bagi penggemar swafoto, lantaran dekorasinya ciamik. Banyak titik-titik artistik yang cantik, sayang untuk dilewatkan. Kalau aku, cukup ambil potret lanskapnya saja 😀



Perut lapar? Bukan tempat wisata namanya kalau tak ada yang jual makanan. Betul?
Stan-stan makanan berjajar dengan pembayaran terpusat di kasir, sistem pujasera. Mulai dari warung yang menjual segala macam minuman dan makanan ringan, lalu ada stan kentang goreng, kebab, sosis telur, cimol, es potong, dan lain sebagainya. Sebenarnya jajanan yang dijual cukup banyak. Namun lagi-lagi, karena kami datang di hari Senin, banyak stan yang tutup. Harga jajanan standar tempat wisata, namun tidak terlalu mahal.
Untuk menyimpan barang, disediakan penyewaan loker, mulai dari yang kecil hingga yang besar. Jika ingin beristirahat, tempat-tempat beristirahat pun disewakan. Gazebo, saung, hingga vila kecil satu ruangan. Menurutku lebih worth it sewa vila kecil jika rombongannya banyak.

How Much It Costs?
Berikut gambaran biaya yang diperlukan (dalam rupiah):
1. Tiket Masuk
- Weekdays: 30.000
- Weekends: 50.000
- Hari libur nasional: 50.000
Harga tiket sama, baik untuk anak-anak maupun orang dewasa. Anak-anak di atas satu tahun wajib bayar tiket.
2. Penyewaan
- Gazebo, saung, vila: 20.000 – 150.000 per 4 jam
- Ban single: 30.000
- Ban double: 50.000
- Loker kecil: 20.000
- Loker besar: 40.000
- Tikar: 15.000
- Seluncur: 15.000
Aku dan keluargaku sewa vila seharga 150.000 rupiah per 4 jam. Walaupun kenyataannya pemakaian lebih dari 4 jam, tak ada masalah. Mungkin karena memang lagi sepi. Menurutku worth it dengan harga 150.000, tempatnya luas dan nyaman. Dan yang paling utama, bersih. Kamar mandinya pun bersih.

Sewa ban wajib kalau ingin naik seluncuran berliku, dan kalau mau ke kolam ombak ketika ombak dinyalakan.
3. Jajan
Sebagai gambaran harga, berikut beberapa makanan yang kami beli:
- Air mineral botol: 5.000
- Teh kotak: 6.000
- Pop mie: 10.000
- Kebab: 15.000
- Cimol: 8.000
- Es potong: 10.000
Kami tak bawa bekal makanan karena memang dadakan sekali perginya. Dan sejujurnya aku berpikir bahwa di sana pun akan ada yang jual nasi. Nyatanya kalau di hari kerja, tak ada satupun yang menjual nasi. Kalau direncanakan, aku lebih suka bawa bekal sendiri dari rumah.

Dengan harga 30.000, keseruan yang ditawarkan sudah sangat cukup menurutku. Hanya yaa memang sayang beberapa wahana tidak difungsikan ketika hari kerja. Kembali lagi ke pilihan dan kesempatan masing-masing. Kalau ingin merasakan fungsi maksimal setiap wahana, datanglah di akhir pekan dengan merogoh kocek lebih dalam. Yang pasti:
Yesss, Victory Water Park aku rekomendasikan!
Epilog
Sedikit cerita saat aku dan adikku naik seluncuran berliku menggunakan ban double. Biasanya di atas seluncuran ada petugas yang jaga. Pengunjung dibantu untuk turun dengan cara didorong dan dibanjur dengan air, supaya seluncuran licin. Namun saat terakhir kami naik seluncuran, tak ada petugas yang jaga. Kami nekat berseluncur sendiri. Alhasil, ban kami mandek di tengah seluncuran lantaran seluncurannya tidak licin!
Okee, pelajaran kalau ke water park, jangan nekat turun seluncuran sendiri yaa kalau tak ada petugas yang jaga… 😀



2 thoughts on “Main Air Yuk, di Victory Water Park Soreang”