Bandung Selatan di waktu malam, berselubung sutra merah putih. Laksana putri lenggang kencana, duduk menanti datang kekasih.
Hayoo siapa yang bacanya sambil nyanyi? Hehe. Lagu keroncong menjadi salah satu genre lagu favoritku. Pasalnya bapak dulu sering memutar lagu ini menggunakan kaset pita di radio tape. Ahh membayangkannya saja membuatku rindu beliau.

Pangalengan yang terletak di Bandung Selatan ini memang dikenal memiliki pemandangan kebun tehnya yang aduhai elok. Keindahan alam ini tentu saja menjadi magnet bagi para pengelola tempat wisata, yang ujung-ujungnya yaa menarik wisatawan untuk datang.
Contohnya adalah Cukul Sunrise Point yang sudah kubahas di post sebelumnya. Sudah baca belum? 🙂
Sepulang dari Cukul Sunrise Point, aku dan suamiku memutuskan untuk mengunjungi Taman Langit. Sekalian saja, pikir kami. Toh jaraknya cuma 1,9 km. Atau hanya 7 menit berkendara dengan motor.

Tiket masuk dibanderol dengan harga 10 ribu rupiah per orang. Sedangkan motor dikenai tarif 5 ribu rupiah.
Loket tiket masuk ini mudah dilewati tanpa harus beli tiket. Awal datang pun aku sempat sedikit kebingungan, kulewati begitu saja loketnya. Setelah di parkiran, aku kembali lagi dengan berjalan kaki ke loket untuk membeli tiket. Sebenarnya saat itu bisa saja kalau mau masuk tanpa membeli tiket, toh tidak ada pemeriksaan. Tapi panggilan hati, kok yaa rasanya tidak berkah, mau menikmati fasilitas yang ada, tapi tidak bayar 🙂

Taman Langit, sesuai namanya, berada di ketinggian tinggi yakni sekitar 1.670 mdpl. Ketinggian ini memang cukup membuat kesan seolah-olah kita sedang berada di atas langit.
Untuk mencapai puncaknya, pengunjung bisa berjalan menaiki undakan yang terbuat dari kayu. Karena begitu panjang, menurutku, kalau dilihat dari jauh, undakan ini terlihat seperti Tembok Cina 😀

Bagi yang enggan naik undakan, bisa juga berjalan di jalan setapak di bawah undakan ini. Atau bahkan bagi yang enggan berjalan, naik motor juga bisa jadi pilihan. Bahkan tersedia ojek yang mau mengantarkan pengunjung naik atau turun. Dengan biaya tentunya. Karena ternyata, untukku yang jarang olah raga, naik undakan ini cukup membuat ngos-ngosan.

Tiba di atas, pemandangannya WOW!
Tenda-tenda camping sudah berdiri dan berjejer rapi bagi pengunjung yang ingin camping tanpa bawa tenda sendiri. Bagi yang bawa tenda sendiri pun ada lahan yang disediakan. Ingin camping dengan lebih eksklusif? Private camp bisa jadi pilihan. Sesuai namanya, tempat camping ini lebih pribadi, dengan teras pribadi di depan setiap tenda. Walaupun menurutku pribadi, pemandangannya lebih memukau di lahan camping biasa, bukan yang private.


Ingin menginap tapi tak ingin camping? Sewa penginapan juga bisa jadi pilihan. Salah satu penginapan yang kudapat infonya, harga berkisar antara 400 sampai 600 ribu rupiah per malam saat akhir pekan. Penginapan ini cukup untuk 4 hingga 5 orang.

Bagaimana dengan makanannya?
Awalnya kukira harga makanan di sini akan mahal, tapi ternyata TIDAK! 🙂
Indomie telor diberi harga 12 ribu saja. Dan makanan must try versiku adalah pempek dan kopi pangalengan!
Pempeknya joss kawan. Kukira harganya akan 20.000 ke atas, ternyata cuma 12.000 seporsi. Sungguh worth to buy 🙂
Rekomendasi keduaku adalah kopi pangalengan. Buat penyuka kopi susu, ini wajib coba sih menurutku. Harganya 25.000 sebotol 250 ml. Rasa kopinya bukan seperti kopi kemasan, tapi seperti kopi ala kafe.

Makanan ini kubeli di kedai bangunan kayu setelah masuk gapura Taman Langit di bagian atas. Kalau tak salah namanya Cafe Intan.
Terakhir soal kebersihan. Ada dua hal yang kusorot dari kebersihan sebuah tempat wisata. Pertama mushala-nya, kedua toiletnya. Mushala-nya aku tak tau karena tak sempat shalat di sana. Sedangkan toiletnya, untuk toilet yang di bawah dekat tempat parkir, kebersihannya kuacungi jempol.
Ngomong-ngomong, di sini bunga-bunganya cantik loh, ada yang merah menghiasi area camping ground, ada juga yang kuning. Namanya bunga kana atau bunga tasbih kalau hasil menelusuri abah google hehe, betulkah?

Jadi gimana? Sudah punya destinasi liburan akhir pekan ini? Kalau belum, Taman Langit tentu bisa jadi pilihan 🙂
One thought on “Pangalengan Menyapa #2: Taman Langit”