Berjalan di tepi pantai, tertiup angin berhembus, sejukkan hati damaikan diri, melihat biru. Bersama telah dilewati, bersama telah dijalani, aku di sini kan bersamamu, telah ikat janji. – Caffeine
Hayooo, sambil nyanyi nggak nih bacanya? ๐
Perjalanan ke Pangandaran kali ini cukup berbeda buatku.
Sebab, kali ini aku pergi bersama dengan keluarga suamiku. Tapi tak ketinggalan, ibuku juga turut serta.
Sebab lainnya, kali ini aku membawa anak! Ya, anakku sendiri. Jadi tentu saja, ada banyak perbedaan dibanding perjalanan-perjalananku sebelumnya ke Pangandaran.
Aku dan enam orang keluargaku berangkat dengan cukup dadakan. Baru sekitar dua minggu sebelum hari-h, kami memutuskan berangkat. Padahal saat itu adalah libur panjang! Kami berangkat tanggal 24 sampai 26 Januari 2025.
Kali ini, kami tak hanya mengunjungi Pantai Pangandaran saja.
Yuk, simak itinerary perjalanan kami selama 3 hari 2 malam di Pangandaran!
Hari Pertama (24 Januari 2025)
Perjalanan dari Bandung kami tempuh selama enam setengah jam. Istirahat dua kali, untuk solat subuh dan sarapan bubur. Kami masuk dari pintu masuk Pantai Timur. Tiket masuk wisata Pantai Pangandaran dibanderol dengan harga 20.000 per orang, dan mobil dikenakan biaya 15.000 rupiah per unit.

Tak banyak yang kami lakukan di hari pertama. Setibanya di Pangandaran pukul 10.00, kami bersantai di warung pinggir pantai. Sembari menunggu waktu solat jumat dan waktu check-in hotel, kami menyantap kelapa muda. Tentu saja, kelapa muda jadi santapan wajib kalau ke pantai!
Kami diperkenankan check-in pukul 11.30, sebelum solat jumat. Sementara para lelaki solat jumat, kami istirahat. Tak perlu khawatir soal solat jumat. Banyak masjid tersebar di Pangandaran, tinggal pilih yang terdekat.
Sore harinya, kami berenang di Pantai Barat. Sementara malamnya, kami jalan-jalan sedikit untuk mencari makan malam. Setelah kenyang, kami kembali ke hotel lalu tidur.
Hari Kedua (25 Januari 2025)
Hari ini cukup sibuk!

Diawali dengan melihat matahari terbit di Pantai Timur, lalu berburu oleh-oleh juga di Pantai Timur.
Perjalanan kami lanjutkan menuju Kampung Turis. Kampung Turis terdiri dari banyak restoran dan kafe dalam satu kawasan. Pengunjung bisa menikmati berbagai macam kuliner di pinggir pantai, seperti di Jimbaran, Bali.
Sayangnya, saat kami datang sekitar pukul 07.00 WIB, restoran dan kafe masih tutup. Siapa juga yang mau makan seafood pukul 7 pagi ya? ๐

Pantai Batu Hiu menjadi destinasi kami berikutnya.
Bagi pengunjung yang sudah membeli tiket Pantai Pangandaran, tak perlu lagi membeli tiket Pantai Batu Hiu.
Kebanyakan pengunjung memang hanya naik tangga sampai ke puncak, lalu botram (makan bersama) di area rumput luas di puncak Batu Hiu. Namun, tak sedikit juga yang memilih untuk berenang di area pantai yang memiliki ombak yang “ramah”.
Harga makanan di Pantai Batu Hiu tidak mahal. Es jeruk 5.000 rupiah, mi bakso 15.000 rupiah. Murah bukan? Harganya standar warung biasa, tidak seperti di tempat wisata.
Sepulang dari Batu Hiu, kami istirahat di hotel.

Curi-curi kesempatan, saat yang lain (termasuk anakku) tertidur pulas, aku keluar dan membeli kopi, lalu kubawa ke rooftop hotel. Santai, sambil menyeruput kopi, tatapan tak lepas dari hamparan laut di seberang mata.
Lalu siang menuju sore, sekitar pukul 14.30, aku dan suami berjalan santai di pinggir pantai, menyusuri Pantai Barat hingga pintu masuk Cagar Alam. Soundtrack lagu Hidupku Kan Damaikan Hatimu milik Caffeine terngiang di kepalaku. Sembari istirahat duduk di pinggir pantai, mi ayam dan es jeruk menemani kami. Nikmat!

Sore harinya ditutup dengan bermain air di Pantai Barat bersama si buah hati.
Lembayung sore matahari terbenam menemani kami. Begitulah, kalau mau lihat matahari terbit, pergi ke Pantai Timur. Kalau mau lihat matahari terbenam, pergi ke Pantai Barat. Salah satu kelebihan Pantai Pangandaran yang merupakan sebuah semenanjung.
Malam harinya kami tutup dengan jalan santai sambil mencari makan malam.
Kalau lelah berjalan, bisa naik becak motor dengan tarif 20.000 rupiah, jauh dekat.
Hari Ketiga (26 Januari 2025)
Tak terasa, sudah hari terakhir kami di Pangandaran.

Pagi diawali dengan berkeliling Pantai Pangandaran menggunakan sepeda motor listrik. Dari Pantai Barat menuju Pantai Timur untuk melihat matahari terbit. Masya Allah, hari itu cerah, matahari terbitnya cantik sekali. Dari Pantai Timur, kembali lagi ke Pantai Barat, mencari sarapan.

Setelah sarapan, sebagai penutup, kami bermain air (lagi) di Pantai Barat. Libur panjang, Pangandaran penuh sesak ๐
Akhirnya sekitar pukul 10.30, kami pulang. Sampai jumpa Pangandaran!
Mandatory (24-26 Januari 2025)
Salah satu hal yang ingin kulakukan di Pangandaran adalah cafe hopping. Sebelum berangkat, aku sudah yakin, Pangandaran juga pasti tertular “demam kopi”. Maraknya kafe sekarang ini, pasti juga membuat Pangandaran tak mau ketinggalan.
Benar saja, banyak kafe tersebar di Pangandaran.

Hari pertama, pilihanku jatuh pada Terminale, kafe cantik pinggir pantai dengan menu kopi dan gelato. Kafe ini terletak di selatan Pantai Barat, dekat ke Cagar Alam.
Hari kedua, aku memilih kafe dekat hotel, La Cultura namanya. Baristanya bilang, kafe ini adalah kafe generasi keempat di Pangandaran. Artinya, kafe ini adalah salah satu kafe yang awal berdiri di Pangandaran. Kalau sekarang marak kopi gula aren, di kafe ini justru menyediakan kopi gula kelapa.
Hari ketiga, aku dan keluargaku ngopi di Point Coffe rest area, sembari istirahat. Soal rasa, tak perlu diragukan lagi. Salah satu kopi favoritku!
Sebenarnya banyak sekali tempat wisata yang bisa dikunjungi di sekitar Pantai Pangandaran. Sebagai pilihan, berikut kutulis beberapa:
- Naik perahu di Green Canyon
- Body rafting di Citumang
- Berenang di Pantai Batu Karas
- Pantai Karapyak dengan pasir putihnya
- Staycation di Bobocabin Madasari
- Dan masih banyak lagi
Tak heran Pangandaran tak pernah sepi pengunjung. Di Pangandaran semua ada, all in one. Sekedar untuk berenang bisa, bermain water sport bisa, menyeberang pakai perahu bisa, kuliner banyak, oleh-oleh banyak, pemandangannya unik, hotel dan akomodasi beragam, fasilitas lengkap.
Begitulah, akupun tak bosan lagi dan lagi ke Pangandaran ๐