Pengalaman Unik Naik Grab di Thailand, Hampir Kena Scam!

Grab. Siapa yang tak tahu aplikasi satu ini? Aplikasi penyedia jasa secara daring. Jasa yang ditawarkan beragam, mulai dari kebutuhan transportasi, pangan, kesehatan, bahkan hingga pembayaran tagihan apapun, semua dapat dilakukan di satu aplikasi.

Tak main-main, aplikasi ini telah melebarkan sayapnya hingga mencakup 7 negara di Asia Tenggara. Filipina, Indonesia, Kamboja, Malaysia, Myanmar, Singapura, dan Thailand.

Ini bukan endorse. Aku hanya ingin bercerita tentang pengalamanku menggunakan aplikasi Grab di salah satu negara tetangga, Thailand.


Tahun 2018, aku berkesempatan mengunjungi negeri gajah, Thailand. Sarana transportasi di sana cukup baik menurutku, terlebih setelah ada BTS Skytrain di Bangkok. Namun karena harganya relatif mahal, aku dan kawan-kawanku memutuskan untuk mobilisasi jarak dekat (sekitaran Bangkok) menggunakan Grab.

Awalnya sempat bingung, apakah aplikasinya berbeda dengan yang kami gunakan di Indonesia? Haruskah kami mengunduh aplikasi baru? Bagaimana soal konversi tarif dan mata uangnya? Dan lain sebagainya.

Namun ternyata, tak perlu mengubah apapun untuk menggunakan aplikasi Grab di negara lain. Aplikasinya tetap sama dengan yang kami gunakan di Indonesia. Begitu aplikasi dibuka, semua langsung disesuaikan dengan kondisi di mana kita berada.

Bahasa berubah menjadi Bahasa Thailand, tapi bisa diterjemahkan langsung ke Bahasa Indonesia atau Bahasa Inggris. Mata uangnya langsung berubah menjadi Baht, dan tampilannya pun agak sedikit berbeda dengan Grab di Indonesia. Tapi secara umum, aturannya tetap sama.

Setidaknya ada 3 pengalaman unik yang kualami saat naik Grab di Thailand. Salah satunya hampir kena scam!

1 – Pertengkaran

Pengalaman satu ini cukup lucu dan membuat kikuk. Waktu itu kami memesan Grab dari Bandara Suvarnabhumi menuju apartemen yang telah kami pesan. Awalnya perjalanan biasa saja. Kami tak bercakap-cakap dengan driver lantaran terkendala bahasa. Jadi kami hanya asyik saja ngobrol sendiri, sedangkan driver-nya hanya menyetir dalam diam.

Di tengah jalan, kekasih (atau istri) driver tersebut melakukan video call. Pembicaraan mereka tak terdengar mulus. Jelas kami tak tahu apa yang mereka bicarakan, sebab tak ada satu pun dari kami berempat yang bisa bicara Bahasa Thai. Namun dari nada bicara dan ekspresi pasangan ini, mereka sedang ada di situasi yang tegang (baca: bertengkar).

Kami yang asalnya ngobrol sambil sesekali bercanda, bingung juga harus bersikap bagaimana. Awkward. Akhirnya kami hanya diam. Krik krik. Hanya suara driver dan pasangannya saja yang terdengar di dalam mobil. Akhirnya telepon ditutup ketika di dalam tol. Namun suasana sudah terlanjur canggung, hingga sampai apartemen pun kami tak banyak berbincang 🙂

2 – You Are Handsome

Driver yang mengantar kami menuju Chatuchak Weekend Market (JJ Market) adalah seorang pria berusia sekitar 30 akhir. Orangnya ramah, dan bisa berbahasa Inggris. Jadi perjalanan kala itu menyenangkan lantaran kami bisa berbincang dengan warga lokal.

“You’re handsome”, ucap driver tersebut kepada satu-satunya partner traveling lelakiku sembari tersenyum ketika kami hampir tiba di tujuan.

Hal yang aneh buatku, ketika seorang lelaki bilang tampan secara langsung ke lelaki lainnya. Padahal ada kami, 3 perempuan di kursi belakang mobil tersebut. Namun kami sama sekali tak dilirik, apalagi dipuji cantik. Apa mungkin karena memang kami tak cantik? Haha.

Atau memang di Thailand adalah hal yang biasa saling puji seperti itu? Hanya sekedar obrolan basa-basi mungkin. Entahlah, ini hanya soal sudut pandang dan norma keseharian yang berbeda saja 🙂

3 – Hampir Kena Scam!

Perjalanan dari Asiatique menuju apartemen malam itu membuat kami kesal. Malam itu adalah malam terakhir kami di Thailand. Sepulang dari Asiatique, kami berencana ke apartemen untuk mengambil barang, lalu langsung menuju Bandara Suvarnabhumi, sebab keesokan paginya adalah jadwal kami pulang ke Indonesia.

Kami memesan GrabCar standar untuk 4 orang. Ketika akan naik ke mobil, driver bicara soal GrabCar XL. Saat itu kami tak begitu paham maksudnya. Jalanan begitu penuh, banyak kendaraan mengantre di belakang mobil Grab kami. Buru-buru kami masuk ke dalam mobil.

Lelah, di dalam mobil kami tak banyak berbincang. Hanya perbincangan sedikit antara aku dan kawanku. “Tonk, driver-nya ganteng”, ucapku. Begitulah perempuan, senang lihat yang ganteng 😀

Tapi sayang, gantengnya tak sebanding dengan perilakunya.

Ketika tiba, kami diminta membayar ongkos lebih. “Harusnya kalau berempat, pesannya Grab XL”, kurang lebih begitu katanya. Kami diminta bayar dengan tarif Grab XL. Ternyata ini yang dia maksud di awal tadi.

Aku memastikan lagi peraturan Grab di Thailand, takutnya memang ada perbedaan dengan di Indonesia. Di Indonesia, Grab standar untuk 4 penumpang, sedangkan Grab XL untuk 6 orang. Ternyata peraturannya sama. Mengacu pada peraturan Grab, seharusnya kami tak perlu bayar biaya tambahan lantaran kami naik berempat. Beberapa kali kami naik Grab standar berempat pun tak ada masalah, tak pernah ditagih lebih oleh driver yang lain.

Mungkin kalau saat itu hanya kami perempuan saja, kami akan bayar tambahan biaya yang dia minta. Untungnya partner lelakiku berani pasang badan. Ia berdebat dengan driver tersebut.

“Kami akan bayar sesuai yang tertera di aplikasi”, begitu kurang lebih katanya.

Aku dan kawanku sudah hampir menyerah. “Udah, bayar aja yang dia minta”, ucap kami. Tak mau ribet dan takut juga di negeri orang.

Namun partner lelakiku bersikeras menolak. “Nggak nggak, kita bayar sesuai aplikasi”, katanya dengan tegas.

Akhirnya driver menyerah. Sambil marah-marah dia bilang, “Lain kali kalau berempat pesan yang XL!”.

Lalu sambil melenggang pergi keluar mobil, temanku menjawab, “Lain kali jangan gitu sama turis!”.

Tentu saja, kawanku langsung memberi bintang 1 pada driver tersebut 🙂


Narsis setitik di Pattaya City Sign

Terlepas dari pengalaman tak mengenakkan, banyak juga driver baik kok. Seperti saat kami di Pattaya, driver-nya rela menunggu kami berfoto dulu di Pattaya City Sign selama 1 jam 🙂

Published by dwitunggadewi

Software developer, blogger, travel enthusiast

3 thoughts on “Pengalaman Unik Naik Grab di Thailand, Hampir Kena Scam!

Leave a comment